TAKALAR, RB – Kisruh pemanfaatan dana hibah KONI Takalar terus bergulir. Dari penelusuran awak media, terungkap sudah dua tahun ini anggaran KONI diduga hanya dihabiskan berleha leha oleh pengurus, untuk kegiatan seremonial yang sama sekali tidak bersentuhan dengan peningkatan prestasi olahraga.
Menurut salah satu sumber yang berhasil dihimpun wartawan RB, pada tahun 2019 KONI Takalar mendapatkan bantuan Rp 650 juta, tapi itu hanya dihabiskan dengan kegiatan seremonial Porkab dan Expo. Mirisnya, kegiatan ini pun tidak efektif dan tidak diminati, hingga peserta yang terlibat sangat minim.
“Menurut saya bukan untuk peningkatan prestasi, cabang olahraga (cabor) sudah dua tahun tidak dapat bantuan KONI,” jelas salah satu pembina cabor ini yang enggan namanya disebutkan, Selasa (29/12/2020).
Setelah wartawan RB melakukan penelusuran kepada beberapa cabor, ternyata mereka mengakui tidak pernah mendapat bantuan selama dua tahun ini. Adapun, pengurus cabor yang sempat dikonfirmasi antara lain sepakbola, voli, takraw, silat, tinju, percasi dan perbakin.
“Selama saya gak ada mas,” ungkap AKBP Beny Murjayanto, S.I.K., M.H. dari Perbakin, saat dikonfirmasi via pesan WhatsApp.
Lebih parah lagi, ternyata pengurus KONI masih punya utang biaya Musorkab tahun 2018 dan uang kostum deville Porda 2018.
“Malahan utang biaya Musorkab KONI 2018 dan uang kostum devile Porda 2018 belum dilunasi sampai sekarang,” jelas sumber lainnya, Senin (28/12/2020).
Sementara itu, Ketua Bidang hukum KONI Takalar Maksim Akib, yang berita sebelumnya sempat memberikan klarifikasi, juga belum memberikan jawaban.
Ia hanya menyampaikan akan mengkonfirmasi ke ketua dan bendahara KONI, untuk anggaran tahun 2019.(Arsyad Sijaya)